1. Dakwah
Rasulullah SAW pada periode Mekkah
.
Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekah
Objek
dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau
masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya
masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang
telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka
umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala
yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah
SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi, Hubai,
Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab
Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.
2.
Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan
Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13
tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira,
waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur,
beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah
itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun
(610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu
berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang
diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
3. Ajaran
Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a. Keesaan
Allah SWT
b. Hari
Kiamat sebagai hari pembalasan
c.
Kesucian jiwa
d.
Persaudaraan dan Persatuan
STRATEGI
DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH
Tujuan
dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga
menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran
Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada
masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk
Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan
kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan
dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri
Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara
sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak
angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW)
dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞ Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang
yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah
disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi
awal).
2. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah
secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu
dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah
26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
- Mengundang
kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam,
ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam,
tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu
Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
- Rasulullah
SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada
periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk
Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman
Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada
tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
- Kaum
kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan
tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin
mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam)
melarangnya.
- Kaum
kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan
sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka
merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
- Kaum
kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
- Dan,
kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah
Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha
kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW
bermacam-macam antara lain:
۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
2.Dakwah Rasulullah SAW pada periode Medinah
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa Quraisy dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini dibuktikan dengan pemboikotan terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga besar Muhammad SAW.). beberapa pemboikotan tersebut antara lain :
۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
2.Dakwah Rasulullah SAW pada periode Medinah
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa Quraisy dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini dibuktikan dengan pemboikotan terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga besar Muhammad SAW.). beberapa pemboikotan tersebut antara lain :
a. Memutuskan hubungan perkawinan.
b. Memutuskan hubungan jual beli.
c. Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi.
d. Tidak ada tolong menolong.
Pemboikotan itu tertulis di atas
selembar sahitah atau plakat yang digantungkan di Kakbah dan tidak akan dicabut
sebelum Muhammad SAW. Menghentikan gerakannya. Selama tiga tahun lamanya Bani
Hasyim dan Bani Muthalib menderita kemiskinan akibat pemboikotan itu. Banyak
pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk mempertahankan
hidup untuk menyelamatkan diriUjian bagi Rasulullah SAW. Juga bertambah berat
dengan wafatnyadua orang yang sangat dicintainya, yaitu pamannya, Abu Thalib
dalam usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah. Peristiwa tersebut yang
terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) dalam sejarah disebut Amul
Huzni (tahun kesedihan atau tahun duka cita).
Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut
orang Quraisy makin berani dan leluasa mengganggu dan menghalangi Rasulullah
SAW. Mereka berani melempar kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau hampir
meninggal karena ada orang yang hendak mencekiknya. Nabi Muhammad SAW. Merasakan
bahwa dakwah di Mekah tidak lagi sesuai sebagai pusat dakwah Islam. Oleh karena
itu, Beliau bersama Zaid bin Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk berdakwah.
Ajaran Rasulullah itu ditolak dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir,
menyoraki dan mengejar Rasulullah sambil di lempari dengan batu. Saat itu
Rasulullah SAW. Sempat berlindung di bawah kebun anggur di kebun Utba dan
Syaiba (anak Rabia). Meski demikian terluka, Rasulullah SAW. tetap sabar dan
berlapang dada serta ikhlas. Kesulitan dan hambatan yang terus-menerus menimpa
Muhammad SAW. Dan pengikutnya dihadapi dengan sabar dan tawakal.
Saat mengahadapi ujian yang berat dan
tingkat perjuangan sudah berada pada puncaknya, Rasulullah SAW. di perintahkan
oleh Allah SWT untuk menjalani Isra dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul
Maqdis di Palestina, dan selanjutnya naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha
(QS Al-Isra/17:1). Kejadian Isra dan Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun
ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.
Hikmah Allah Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar
lain sebagai berikut.
1. Karunia dan keistimewaan tersendiri
bagi Nabi Muhammad SAW. Yang tidak pernah diberikan Allah SWT. Kepada manusia
dan nabi-nabi sebelumnya.
2. Memberikan penambahan kekuatan iman
keyakinan Beliau sebagai rasul untuk terus menyerukan agama Allah SWT kepada
seluruh umat manusia.
3. Menjadi ujian bagi kaum muslimin
sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan
itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam. Peristiwa ini dijadikan olok-olok
oleh kaum Quraisy dan menuduh Nabi Muhammad SAW. Sudah gila. Meski demikian,
ada orang yang beriman atau percaya terhadap kejadian ini, yaitu Abu Bakar
sehingga nama Beliau ditambahkan dengan gelar As Sidik.
B. Hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke Yastrib
(Madinah)
Faktor yang menorong hijrahnya Nabi SAW
1. Ada tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di
Yatsrib, karena:
- pada tahun 621 M telah datang 13 orang penduduk
Yatsrib menemui Nabi Muhammad SAW di bukit Akabah.
- pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73
orang Yatsrib ke Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Saat itu
mereka tampaknya datang untuk melakukan haji, tetapi sesungguhnya
kedatangan mereka adalah untuk menjumpai rasulullah SAW dan mengundang mereka
agar pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan
serta melindungi Rasulullah besert para pengikut dan keluarganya seperti
melindungi keluarga mereka sendiri. Perjanjian ini disebut Perjanjian
Aqabah II. Akhirnya, Rasululah SAW menyuruhlah sahabat-sahabat Nabi pindah
bersama.
2. Rencana pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang
hasil kesepakatannya diputuskan oleh pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah.
Mereka menyatakan bahwa :
- Mereka sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya
telah berkuasa di Yatsrib. Pasti Muhammad akan menyerang kafilah-kafilah
dagang Quraisy yang pulang pergi ke Syam. Hal itu akan mengakibatkan
kerugian bagi perniagaan mereka.
- Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke
Yatsrib. Dengan cara setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemuda
tangguh sehingga apabila Rasulullah SAW terbunuh, keluarganya tidak akan
mampu membela diri di hadapan seluruh suku Quraisy, kemudian mengepung
rumah Nabi SAW dan akan membunuhnya di saat fajar, yakni ketika Rasulullah
SAW akan melaksanakan sholat Subuh.
Rencana-rencana tersebut diketaui oleh
Nabi saw dan para pemuda Qurasy terkacoh. Karena yang tidur adalah Ali bin Abi
Thalib bukan Rsulullah SAW. Rasulullah SAW sudah berangkat lebih awal dan sudah
mengetahu kejahatan itu sebelum para pemuda Quraisy datang. Mereka mengejar dan
menjelajahi seluruh kota untuk mencari Nabi saw tetapi hasilnya nihil. Kemudian
Nabi bersama pengikutnya melanjutkan perjalanannya menelusuri pantai laut mera
C. Akhir Periode Dakwah Rasulullah Di Kota
Mekah
Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah
periode pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun
lamanya, Beliau Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di
tengah masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.
Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama
4 hari beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama
dalam sejarah Islam. Tepat pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 Hijrah bertepatan
pada 24 September 6 M. Merekamendapat sambutan penuh haru, hormat, dan
kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw
mengadakan shalat Jumat yang pertama kali dalam sejarah Islam dan Beliaupun
berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan Anshar.
Sejak Saat itu, Kota Yastrib berubah namanya menjadi
Madinah Nabi (Madinah Rasul) selanjutnya kota itu disebut Madinah. Orang-orang
yang pindah atau hijrah mendapat sebutan kaum Muhajirin artinya pendatang.
Adapun penduduk asli disebut Anshar artinya pembela. Adapun penduduk kota
Madinah itu sendiri terdiri dari dua golongan yang berbeda, yaitu :
- Golongan Arab yang berasal dari selatan yang terdiri
dari suku Aus dan Khazraj
- Golongan yahudi, yaitu orang-orang Israel yang
berasal dari utara (Palestina). Kebiasaan orang-orang Yahudi ini selalu
membangga-banggakan diri pada penduduk asli dan sering mengadu domba
antara suku Aus dan Khazraj sekadar mengambil keuntungan dari hasil
penjualan senjatanya.
Peristiwa hijrah ini amat penting artinya bagi Islam dan
kaum muslim karena hijrahnya Nabi SAW dari Mekah ke Madinah dijadikan sebagai
awal permulaan tahun Hijriyah. Dengan hijrahnya kaum muslim, terbukalah
kesempatan bagi Nabi SAW untuk mengatur strategi membentuk masyarakat muslim
yang bebas dari ancaman dan tekanan. Beberapa strategi dalam hal tersebut
adalah mengadakan perjanjian saling membantu antara kaum muslim dengan kaum
nonmuslim dan membangun kerja sama, baik dibidang poitik, ekonomi, sosial,
serta dasar-dasar daulah Islamiyah. Dakwah Rasulullah periode Madinah dapat
mewujudkan masyarakat muslim di Madinah yang adil dan makmur sehingga menjadi
prototipe masyarakat ideal atau yang sering disebut masyarakat madani. Beliau
juga turut berjuang dalam memelihara dan mempertahankan masyarakat yang
dibinyanya itu dari segala macam tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar.
D. Substansi dan strategi dakwah Raslullah
SAW. Periode Madinah
Adapun substansi dan strategi dakah Rasulullah saw antara
lain:
1. Membina masyarakat Islam melalui
pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar. Kaum
Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan kampung halaman mereka
dipersaudarakan dengan kaum Anshar secara ikhlas dan hanya mengharap keridaan
Allah SWT. Sebagai contoh, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid,
Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal, dan Umar bin
Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu seterusnya sehingga
setiap orang dari Kaum Anshar dipersaudarakan dengan kaum Muhajirin.
2. Memellihara dan mempertahankan
masyarakat Islam Dalam upaya menciptakan suasana tentram dan aman agar
masyarakat muslim yang dibina itu dapat terpelihara dan bertahan, Rasulullah
SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam
di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi
dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :
a. Kebebasan beragama bagi semua golongan
dan masing-masing golongan mempunyai wewenang penuh terhadap anggits
golongannya.
b. Semua lapisan, baik muslim maupun
Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu untuk melawan siapa saja yang
memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
c. Kota Madinah adalah ota suci yang wajib
dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi
perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah
SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).
d. Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan
untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW.
3. Meletakkan dasar-daar politik ekonomi
dan sosial untuk masyarakat Islam. Melalui wahyu yang turun di kota Madinah
dimana sebagian besar berkaitan dengan pembinaan hukum Islam, Nabi Muhammad SAW
dapat menetapkan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat muslim dalam berbagai
aspek kehidupan, baik di lapangan politik,ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini
masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thiyibatun
Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul Munawwarah ”.
E. Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW.
Periode Madinah
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain :
1. Dengan persaudaraan yang telah
dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa aman dan
tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar
agama
3. Menumbuh-kembangkan tolong menolong
antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin
4. Memahami bahwa umat Islam harus
berpegang menurut aturan Allah swt
5. memahami dan menyadaribahwa kita wajib
agar menjalin hubungan dengan Allah swt dan antara manusia dengan manusia
6. Kita mendapatkan warisan yang sangat
menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam
menyiarkan agama Islam
8. Terciptanya hubungan yang kondusif
F. Sikap dan Perilaku
Sikap dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah
SAW antara lain :
1. mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa
Muhammad saw adalah rasul dan nabi penutup para nabi
2. Mencintai Rasullulah saw
3. mensosialisasikan sunnah Nabi saw
4. Gemar dan senang membaca buku sejarah
nabi-nabi
5. Memelihara silaturahmi dengan sesama
manusia
6. Berkunjung ke tanah suci Mekkah atau
Madinah untuk melihat/ menapak tilas perjuangan Nabi Muhammad saw
7. Mempelajari dan memahami Al Quran dan
hadis-hadisnya
8. Senantiasa berjihad dijalan Allah
9. Aktif/ikut serta dalam acara
kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam
10. Merawat dan melestarikan tempat ibadah
(masjid)
11. Menekuni dan mempelajari warisan Nabi saw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar